ETIKA DAN BISNIS

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ethos sedangkan bentuk jamak nya yaitu ta-etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, kebiasaan atau adat, akhlak, watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.

Arti dari bentuk jamak inilah yang melatarbelakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles digunakan untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).

Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Etika juga berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yang baik, aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain.


Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga masyarakat. Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan atau mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.

Pengertian Etika Bisnis Menurut Beberapa Ahli
  • Menurut Drs. H. Burhanudin Salam: “Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai norma dan moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.”
  • Menurut Drs. O.P. Simorangkir: “Etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.”
  • Menurut Rosita Noer: “Etika adalah ajaran (normatif) dan pengetahuan tentang yang baik dan yang buruk, menjadi tuntutan untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik.”
  • Menurut Drs. H. Burhanudin Salam: “Etika adalah cabang filsafat yang berbicara mengenai nilai norma dan moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.”
  • Menurut Huat T Chwee, bisnis adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktivitas dan institusi yang memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari-hari.
  • Menurut Griffin dan Ebert, bisnis adalah aktivitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen.
  • Menurut Broen dan Petrello, bisnis ialah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
  • Menurut Allan Afuah, bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang atau jasa guna mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan dalam industri.

Macam – Macam Etika Bisnis
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dalam menentukan baik dan buruknya perilaku manusia, yaitu:
  1. Etika Deskriptif, yaitu etika yang berusaha meneropong secara kritis dan rasional sikap dan perilaku manusia dan apa yang dikejar oleh manusia dalam hidup ini sebagai suatu yang bernilai. Etika deskriptif memberikan fakta sebagai dasar untuk mengambil keputusan tentang perilaku atau sikap yang akan diambil.
  2. Etika Normatif, yaitu etika yang berusaha menetapkan berbagai sikap dan pola perilaku ideal yang seharusnya dimiliki oleh manusia dalam hidup ini sebagai sesuatu yang bernilai. Etika normatif memberi penilaian sekaligus memberi norma sebagai dasar dan kerangka tindakan yang akan diputuskan.
ETIKA DAN BISNIS
a) Mitos Bisnis Amoral
Istilah amoral yaitu adalah suatu tindakan yang tidak punya keterkaitan dengan moralitas, bersifat netral artinya tindakan ini tidak bisa dinilai dengan menggunakan tolok ukur moralitas. Dengan kata lain amoral tidak bisa dinilai salah satu benar secara moral.

Mengungkapkan suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan moralitas atau etika tidak ada hubungan sama sekali. Etika justru bertentangan dengan bisnis dan akan membuat pelaku bisnis kalah dalam persaingan bisnis yang ketat. Kegiatan orang bisnis adalah melakukan bisnis sebaik mungkin untuk mendapat keuntungan, maka yang menjadi pusat perhatian orang bisnis adalah bagaimana memproduksi, memasarkan, menjual, dan membeli barang dengan memperoleh keuntungan. Jadi, sasaran dan tujuan satu-satunya adalah mendatangkan keuntungan yang sebesar-besarnya.


Bisnis adalah sebuah bentuk persaingan yang mengutamakan kepentingan pribadi, sebagai sebuah bentuk persaingan semua orang yang terlibat di dalamnya selalu berusaha dengan segala macam cara dan upaya untuk bisa menang. Maka norma-norma dan nilai-nilai etika akan dengan mudah diabaikan. Itu berarti etika tidak punya tempat dan tidak relevan untuk kegiatan bisnis. Orang bisnis tidak perlu memperhatikan imbauan-imbauan, norma-norma dan nilai moral.

Mitos bisnis amoral tidak sepenuhnya benar, karena:
  • Beberapa perusahaan ternyata bisa berhasil karena memegang teguh kode etis dan komitmen moral tertentu.
  • Bisnis adalah bagian aktivitas yang penting dari masyarakat, sehingga norma atau nilai yang dianggap baik dan berlaku di masyarakat ikut dibawa serta dalam kegiatan bisnis.
  • Harus dibedakan antara legalitas dan moralitas. 

Etika harus dibedakan dari ilmu empiris. Etika tidak mendasarkan norma atau prinsipnya pada kenyataan faktual yang terus berulang. Menurut Hume : dari kenyataan yang ada tidak bisa ditarik sebuah perintah normatif. Contoh : sogok, suap, kolusi, monopoli, nepotisme. Berbagai aksi protes yang mengecam berbagai pelanggaran dalam kegiatan bisnis menunjukkan bahwa bisnis harus dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan norma-norma moral.

b) Keutamaan Etika bisnis
  • Dalam bisnis modern, para pelaku bisnis dituntut untuk menjadi orang-orang profesional di bidangnya. Perusahaan yang unggul bukan hanya memiliki kinerja dalam bisnis, manajerial dan finansial yang baik akan tetapi juga kinerja etis dan etos bisnis yang baik.
  • Dalam persaingan bisnis yang sangat ketat,maka konsumen benar-benar raja. Kepercayaan konsumen dijaga dengan memperlihatkan citra bisnis yang baik dan etis.
  • Dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang menjamin kepentingan dan hak bagi semua pihak, maka perusahaan harus menjalankan bisnisnya dengan baik dan etis.
  • Perusahaan modern sangat menyadari bahwa karyawan bukanlah tenaga yang harus di eksploitasi demi mendapat keuntungan.

c) Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis
  • Etika bisnis bertujuan untuk menghimbau pelaku bisnis agar menjalankan bisnisnya secara baik dan etis.
  • Untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan dan masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga.
  • Etika bisnis juga berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis tidaknya suatu praktek bisnis.

d) Prinsip-prinsip Etika Bisnis
  • Prinsip otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
  • Prinsip Kejujuran, antara lain:- Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak.- Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga sebanding.- Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.
  • Prinsip Keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional, objektif dan dapat dipertanggungjawabkan.
  • Prinsip Saling Menguntungkan menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak dan menuntut agar persaingan bisnis haruslah melahirkan win solution.
  • Prinsip Integritas Moral dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaan.
e) Etos Bisnis

Etos bisnis adalah suatu kebiasaan atau budaya moral menyangkut kegiatan bisnis yang dianut dalam suatu perusahaan dari satu generasi ke generasi yang lain. Inti etos ini adalah pembudayaan atau pembiasaan penghayatan akan nilai, norma, atau prinsip moral tertentu yang dianggap sebagai inti kekuatan dari suatu perusahaan yang juga membedakannya dari perusahaan yang lain. Etos bisnis dibangun atas dasar visi atau filsafat bisnis pendiri perusahaan sebagai penghayatan tentang bisnis yang baik.

f) Realisasi Moral bisnis
  • Norma etis berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain. Kalau di Amerika dikenal dengan sebutan kubu komunitarian. Artinya perusahaan harus mengikuti norma dan aturan moral yang berlaku di negara itu.
  • Norma sendirilah yang paling benar dan tepat. "Bertindaklah di mana saja sesuai dengan prinsip yang dianut dan berlaku di negara itu sendiri". Pandangan ini mewakili kubu moralisme universal, bahwa pada dasarnya norma dan nilai moral berlaku universal (prinsip yang dianut sendiri juga berlaku di negara lain).
  • Tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama sekali (George menyebutnya sebagai dengan "immoralis naif"). Pandangan ini sama sekali tidak benar.

g) Pendekatan-Pendekatan Stakeholders
Pendekatan  stakeholder  ialah  cara  mengamati    dan  menjelaskan  secara  analitis bagaimana  berbagai unsur akan dipengaruhi dan juga mempengaruhi keputusan dan tindakan bisnis, memetakan hubungan-hubungan yang terjalin. Pendekatan Stakeholder dalam  kegiatan  bisnis  pada  umumnya untuk memperlihatkan  siapa  saja  yang  mempunyai  kepentingan,  terkait,  dan  terlibat  dalam bisnis itu.

Kelompok stakeholders:
  1. Kelompok  primer  yaitu  pemilik  modal  atau  saham,  kreditor,  karyawan, pemasok,  konsumen,  penyalur  dan  pesaing  atau  rekanan.  Perusahaan  harus menjalin relasi bisnis yang baik dan etis dengan kelompok ini.
  2. Kelompok sekunder yaitu pemerintah setempat, pemerintah asing, kelompok sosial, media massa, kelompok pendukung, masyarakat.



Komentar

Postingan Populer