Fungsi Bahasa
Menurut
Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat
berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusiaBahasa memberikan
kemungkinan yang jauh lebih luas dan kompleks daripada yang dapat diperoleh
dengan mempergunakan media tadi. Bahasa haruslah merupakan bunyi yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bukannya sembarang bunyi. Dan bunyi itu
sendiri haruslah merupakan simbol atau perlambang.
Aspek
Bahasa
Bahasa
merupakan suatu sistem komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal yang
dapat diperkuat dengan gerak-gerik tubuh yang nyata. Simbol adalah tanda yang
diberikan makna tertentu, yaitu mengacu
kepada sesuatu yang dapat diserap oleh panca indra. Bahasa mencakup dua bidang,
yaitu vokal yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, dan arti atau makna yaitu
hubungan antara rangkaian bunyi vokal dengan barang atau hal yang diwakilinya. Bunyi itu juga merupakan getaran yang merangsang alat
pendengar kita.
Benarkah
Bahasa Mempengaruhi Perilaku Manusia?
Menurut
Sabriani (1963) sebenarnya ada variabel lain yang berada diantara variabel
bahasa dan perilaku. Variabel tersebut adalah variabel realita. Jika hal ini
benar, maka terbukalah peluang bahwa belum tentu bahasa yang mempengaruhi
perilaku manusia, bisa jadi realita atau keduanya. Kehadiran realita dan hubungannya dengan variabel
lain, yakni bahasa dan perilaku, perlu dibuktikan kebenarannya. Istilah perilaku
merujuk ke perilaku penutur bahasa, yang dalam artian komunikasi mencakup pendengar,
pembaca, pembicara, dan penulis.
- Bahasa dan Realita
- Bahasa dan Perilaku
Fungsi
Bahasa
Menurut
Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang
paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Bahasa
memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang,
yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk
berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial
dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan
kontrol sosial (Keraf, 1997: 3).
Menurut
Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak
dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur
budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai
akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan
sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat
berkembang.
- Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
- Bahasa sebagai Alat Komunikasi
- Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
- Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
- Bahasa Indonesia Yang Baik dan Benar
Maksud
dari bahasa yang baik dan bahasa yang benarsebagai berikut :
- Bahasa yang Baik
Penggunaan
bahasa dengan baik menekankan aspek komunikatif bahasa. Hal itu berarti bahwa
kita harus memperhatikan sasaran bahasa
kita. Kita harus memperhatikan kepada siapa kita akan menyampaikan
bahasa kita. Oleh sebab itu, unsur umur,
pendidikan, agama, status sosial, lingkungan sosial, dan
sudut pandang khalayak sasaran
kita tidak boleh kita abaikan. Cara kita
berbahasa kepada anak kecil dengan cara kita berbahasa kepada orang dewasa
tentu berbeda. Penggunaan bahasa untuk lingkungan yang berpendidikan tinggi dan berpendidikan
rendah tentu tidak dapat disamakan.
- Bahasa yang Benar
Bahasa
yang benar berkaitan dengan aspek kaidah, yakni peraturan bahasa. Berkaitan
dengan peraturan bahasa, ada empat hal yang harus diperhatikan, yaitu masalah tata bahasa, pilihan kata, tanda baca, dan ejaan.
Pengetahuan atas tata bahasa dan pilihan kata, harus dimiliki dalam penggunaan
bahasa lisan dan tulis. Pengetahuan atas tanda baca dan ejaan harus dimiliki dalam penggunaan bahasa tulis.
Tanpa pengetahuan tata bahasa yang memadai, kita akan mengalami kesulitan dalam
bermain dengan bahasa.
Kriteria
yang digunakan untuk melihat penggunaan bahasa yang benar adalah kaidah bahasa.
Kaidah ini meliputi aspek (1) tata bunyi (fonologi), (2) tata bahasa (kata dan
kalimat), (3) kosa kata (termasuk istilah), (4), ejaan, dan (5) makna.
- Pada aspek tata bunyi, misalnya kita telah menerima bunyi f, v dan z. Oleh karena itu, kata-kata yang benar adalah fajar, motif, aktif, variabel, vitamin, devaluasi, zakat, izin, bukan pajar, motip, aktip, pariabel, pitamin, depaluasi, jakat, ijin.
- Pada aspek tata bahasa, mengenai bentuk kata misalnya, bentuk yang benar adalah ubah, mencari, terdesak, mengebut, tegakkan, dan pertanggungjawaban, bukan obah, robah, rubah, nyari, kedesak, ngebut, tegakan dan pertanggung jawaban.
- Pada aspek kosa kata, kata-kata seperti bilang, kasih, entar dan udah lebih baik diganti dengan berkata/mengatakan, memberi, sebentar, dan sudah dalam penggunaan bahasa yang benar.
- Dari segi ejaan, penulisan yang benar adalah analisis, sistem, objek, jadwal, kualitas, dan hierarki.
- Dari segi maknanya, penggunaan bahasa yang benar bertalian dengan ketepatan menggunakan kata yang sesuai dengan tuntutan makna. Misalnya dalam bahasa ilmu tidak tepat jika digunakan kata yang sifatnya konotatif (kiasan). Jadi penggunaan bahasa yang benar adalah penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa.
Penggunaan
bahasa yang baik terlihat dari penggunaan
kalimat-kalimat yang efektif, yaitu kalimat-kalimat yang dapat menyampaikan
pesan/informasi secara tepat (Dendy Sugondo, 1999 : 21).
Berbahasa
dengan baik dan benar tidak hanya
menekankan kebenaran dalam hal tata bahasa, melainkan juga memperhatikan aspek
komunikatif. Bahasa yang komunikatif tidak selalu hanus merupakan bahasa
standar. Sebaliknya, penggunaan bahasa standar tidak selalu berarti bahwa
bahasa itu baik dan benar. Sebaiknya, kita menggunakan ragam bahasa yang serasi
dengan sasarannya dan disamping itu mengikuti kaidah bahasa yang benar (Alwi
dkk., 1998: 21)
Sumber :
Komentar
Posting Komentar